RSS

SAVE GUMUK JEMBER


Jember merupakan salah satu kabupaten didaerah Jawa Timur yang lokasinya berdekatan dengan kabupaten Lumajang, Banyuwangi dan  Bondowoso. Secara geografis, daerah Jember terletak pada 83 meter dari jarak permukaan air laut dengan lokasi koordinat adalah 7º59’6” – 8º33’56” lintang selatan dan 6º27’9” – 7º14’33” bujur timur. Dataran wilayah kota Jember banyak dibentuk oleh jenis tanah litosol dan regosol dengan warna coklat kekuningan. Kondisi ini sangat menentukan pada tingkat kesuburan dan kedalaman efektif tanah, dimana tingkat kesuburan tersebut berkisar di atas 90 cm. Iklim di kota Jember adalah iklim tropis. Angka temperatur berkisar antara 23ºC – 31ºC, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Januari. Curah hujan didaerah Jember cukup banyak, dengan kisaran 1.969 mm sampai 3.394 mm.
Gumuk merupakan istilah khusus yang diberikan pada suatu bukit. Dengan ketinggian berkisar antara 1 meter sampai dengan 57,5 meter. Unsur utama Gumuk adalah batuan. Karena gumuk berasal dari lontaran gunung berapi. Bagian atas gumuk menjadi tanah yang subur. Ini karena ribuan tahun formasi gumuk berubah dan terjadi proses pelapukan. Macam – macam batuan di dalam gumuk ialah batu padas, batu pondasi, batu koral, batu piring dan batu pedang. Itu yang mengundang adanya eksploitasi Gumuk untuk ekonomi.
Jember pernah mencapai predikat kota seribu gumuk (bukit-bukit kecil), dengan sekian kelebihan dan keuntungan pada pola pertaniannya kini semakin memudar karena terjadi banyaknya penggusuran. Jember dengan gumuknya, memberikan pola bentang alam yang khas. Yang tidak dijumpai di daerah daerah lain di Indonesia.. Formasi gumuk gumuk di Jember dianggap sebagai bekas aliran lava dan lahar dari kawah gunung Raung. Aliran ini lalu tertutup oleh bahan vuklanik yang lebih muda. Sampai ketebalan puluhan meter yang berasal dari gunung Raung sekarang. Kemudian terjadi erosi pada bagian bagian yang lunak. Yang terdiri atas sediment vulkanik lepas selama kurang lebih 2000 tahun. Lalu menghasilkan bentukan topografi gumuk. Seperti yang dapat dilihat saat ini (Verbeek dan Vennema, 1936).
Kesadaran masyarakat akan pentingnya gumuk sebagai tanah penyanggah sangat kurang. Bahkan, gumuk disana seolah-olah menjadi tempat pembuangan sampah bagi mereka. Penghuni perumahan di gumuk berpendapat bahwa tempat tinggal mereka nyaman, pemandangan indah, lokasi yang tinggi, bebas banjir, lokasi strategi dan mudah di jangkau. Sedangkan masyarakat yang berada di bawah gumuk sangat menyayangkan penggusuran gumuk. Dampak yang dirasakan masyarakat di bawah gumuk memprihatinkan. Ketika gumuk di jadikan perumahan mereka merasa daerah tempat tinggal mereka menjadi panas, dan apabila musim hujan tiba, daerah mereka terkena banjir. Sedangkan pada musim kemarau daerah sekitar menjadi kesulitan air.

Fungsi gumuk sebagai daya serap air yang telah banyak hilang, menjadikan daerah Jember langganan banjir terutama pada daerah Kebonsari. Letak geografis Jember yang berada di lembah antara pegunungan Argopuro dan Kumitir. Jember memiliki potensi sebagai kawasan yang dapat mengalami cuaca ekstrem seperti angin kencang yang dapat menyebabkan berbagai kerusakan bangunan. potensi gumuk didaerah jember salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya angin kencang, karena gumuk dapat mejadi penghalang angin yang masuk ke daerah jember, sehingga kecepatan angin dapat terkurangi.
Hal ini dikarenakan eksploitasi gumuk yang dapat terjadi sewaktu-waktu, yang dapat mengurangi jumlah gumuk di daerah Jember”.
Peran Pemerintah dan masyarakat sangat berpengaruh penting dalam menjaga keberadaan gumuk. Masyarakat harus menjaga keberadaan gumuk serta memanfaatkannya dengan baik tanpa harus merusak gumuk. Kesadaran pada masyarakat sekitar harus ditumbuhkan dengan cara kerja sama antara penduduk dengan pemerintah. Sehingga setelah kegiatan ini di harapkan dari masyarakat dapat menjaga keberadaan gumuk yang telah ada.
Menurut saya yang baru tinggal di Jember, kondisi demikian sangat memprihatinkan mengingat fungsi dari gumuk itu sendiri sebagai salah satu penyangga ekosistem lingkungan. Saya selalu bertanya-tanya mengapa pemerintah kota Jember tidak tegas terhadap eksploitasi gumuk secara besar-besaran. Gumuk yang awalnya memiliki ketinggian yang menjulang kini telah habis di eksploitasi oleh manusia hanya untuk kepentingan perekonomian, karena dianggap batu gumuk memiliki potensi ekonomis yang tinggi untuk bahan bangunan. Hal inilah yang membuat sebagian masyarakat bermata pencaharian sebagai tukang batu gumuk.
Seharusnya pemerintah member pemberitahuan dan juga pengertian serta tindak tegas terhadap masyarakat yang mengeksploitasi gumuk untuk diperdagangkan. Karena jika gumuk habis akan menimbulkan ketimpangan terhadap alam terutama di lingkungan Jember yang semakin hari tidak terkendali. Jika musim hujan tiba banyak terjadi banjir disebagian wilayah Jember, angin kencang sering melanda, Jember menjadi kota panas, hal itu salah satu akibat dari ketimpangan lingkungan yang terjadi.
Gumuk juga bisa menjadi potensi tempat wisata jika pemerintah mau mengolahnya sehingga menjadi sumber penghasilan bagi pemerintah dan masyarakat tanpa harus mengeksploitasi gumuk. Sayang kan kalau objek pemandangan dan sekaligus sebagai situs warisan bekas letusan gunung yang jarang ditemui di tempat lain ini harus hilang.
unej.ac.id 
biofkip.blogspot.com 
biologinote.blogspot.com 





0 komentar:

Posting Komentar